Hubungan Obesitas dengan Penyakit Kardiovaskular

Selain mengetahui tentang pangan nusantara, baiknya kitapun mengetahui bahaya dari konsumsi pangan berlebihan yang dapat memicu penyakit berbahaya dikemudian hari. 

Obesitas bukan merupakan kata asing bagi sebagian besar masyarakat. Keadaan ini adalah ketika seseorang mempunyai berat badan yang tidak seimbang antara tinggi badan dan berat badan. Faktor pemicu obesitas adalah ketidakseimbangan gizi serta yang diasup serta proses pemasukkan dan pengeluaran kalori yang tidak seimbang oleh orang tersebut. Menurut data yang didapatkan dari Himpunan Obesitas Indonesia, anak-anak tingkat Sekolah Dasar yang mengalami obesitas pada tahun 2008 sebesar 12% yang merupakan angka yang cukup tinggi apabila dari masa kecilnya saja sudah terkena penyakit obesitas. Selain itu, melihat gejala ini diperhitungkan ditahun 2015 penduduk dewasa yang terkena obesitas akan menjadi lebih dari 700 juta jiwa.

Ketidakseimbangan gizi yang terjadi pada penderita obesitas karena terlalu sering mengonsumsi makanan fast food atau junk food yang banyak sekali mengandung kalori, rendah serat, serta mengandung pemanis buatan yang tidak sehat bagi tubuh. Sering kali masyarakat tidak mengetahui komposisi suatu produk yang dikonsumsinya yang mungkin terkandung komposisi-komposisi yang tidak baik seperti makanan yang terlalu tinggi sodium yang dapat menyebabkan hipertensi. Lemak trans yang akhirnya menumpuk di pembuluh darah sehingga mengakibatkan penyakit kardiovaskular. 

Masyarakat umumnya senang mengonsumsi makanan yang mengandung banyak sodium karena rasanya yang enak di lidah, namun mengonsumsi terlalu banyak sodium memiliki banyak dampak negatif. Makanan yang terlalu banyak mengandung sodium atau garam sering ditemui dalam makanan cepat saji atau fast food atau junk food dapat meningkatkan tekanan darah atau hipertensi. Tekanan darah orang normal berkisar pada 120/80, dikatakan memiliki tekanan darah tinggi bila tekanan sistolik mencapai 140 mmHg, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg, atau keduanya. Hipertensi ini dapat menyebabkan penyakit yang tidak diinginkan seperti serangan jantung yang berakibat pada penyakit kardiovaskular.

Lemak trans sendiri dihasilkan berdasarkan hidrogenasi minyak sayur. Lemak trans dapat berbahaya bagi tubuh karena dapat meningkatkan kadar kolesterol buruk dalam tubuh atau Low Density Lipoprotein (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik atau High Density Lipoprotein (HDL). Hal ini akan berakibat pada kinerja jantung, LDL berfungsi untuk mengantarkan lemak ke seluruh tubuh melalui darah, dengan LDL sering pembuluh darah dapat menyebabkan adanya penyumbatan dalam pembuluh darah terutama pembuluh darah di jantung. Pentingnya mengetahui hal ini, karena sering kali masyarakat tidak mengetahui bahwa lemak yang melewati pembuluh darah dalam suhu yang lebih rendah akan terjadi penggumpalan yang menghalangi kerja aliran darah. Sangat berbahaya bila terjadi di sekitar pembuluh darah jantung maka akan terjadi penyumbatan di pembuluh darah jantung, dan jantung tidak dapat menerima aliran darah.

Menurut data Kementrian Republik Indonesia pada tahun 2008, tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskular mencapai 17,8 juta jiwa, yang merupakan angka yang sangat tinggi untuk tingkat kematian akibat penyakit. Penyakit kardiovaskular pun terbagi 2 yaitu penyakit kardiovaskular akibat keturunan atau genetik dan penyakit kardiovaskular bukan keturunan yang disebabkan oleh gaya hidup. Hubungan orang yang terkena obesits dengan penyakit kardiovaskular, sering kali orang yang sudah terkena obesitas rentan sekali memiliki kolesterol yang tinggi dalam darahnya, hal ini berkemungkinan berlanjut pada penyakit kardiovaskular bukan keturunan.

Penyakit kardiovaskular dapat terjadi karena adanya kesalahan atau gangguan terhadap pembuluh darah dan aliran darah ke jantung, sehingga jantung tersebut tidak dapat menerima aliran darah dengan sempurna. Penyakit kardiovaskular yang akan terjadi salah satunya adalah ateroklerosis. Ateroklerosis merupakan gejala terjadinya gangguan pada jantung karena adanya penimbunan lemak di arteri jantung. Dengan adanya penimbunan lemak di dinding arteri jantung maka menyebabkan aliran darah terhalang dan terjadi penyempitan pembuluh arteri.

Sebelum terjadi penimbunan lemak, sebenarnya akan muncul plak-plak terlebih dahulu. Plak ini disebabkan karena adanya pengangkutan lemak berkolesterol tinggi di dinding arteri, plak ini akan menjadi awal terjadinya penyempitan pembuluh arteri yang akan menjadi penyumbatan. Selanjutnya akan terjadi penimbunan lemak yang akan menghalangi aliran darah sehingga dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular. Ministry of Health Malaysia pun menjelaskan bahwa pengonsumsian lemak trans dalam makanan secara berlebihan dapat menyebabkan meningkatnya konsentrasi kolesterol LDL dan menurunkan konsentrasi HDL seperti yang telah diungkapkan di atas. Ketika seseorang mengalami penimbunan lemak di dinding arterinya maka ia akan sering mengalami sesak napas dan sakit di dada. Hal ini merupakan gejala-gejala risiko penyakit kardiovaskular.

Ministry of Health Malaysia juga menyarankan untuk mencegah pengonsumsian lemak trans dalam makanan sehari-hari karena dapat memicu penyakit kardioaskular dan serangan jantung. Untuk menghindari makanan yang mengandung banyak lemak trans adalah dengan tidak terlalu sering memakan makanan fast food atau junk food, atau makanan yang digoreng. Dengan membaca kemasan komposisi bahan makanan yang terkandung dalam suatu produk juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Lemak trans juga dapat dihindari dari produk goreng-gorengan atau mengganti minyak sayur menjadi minyak zaitun atau olive oil.

Hanya dimulai dari obesitas yang terkesan kelebihan berat badan, dapat berpengaruh begitu besar dalam metabolisme tubuh kita. Obesitas karena terlalu banyak makanan yang mengandung sodium akan menyebabkan kita terkena hipertensi, mengonsumsi makanan yang mengandung lemak trans atau digoreng dapat menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol dalam darah kita. Dari hipertensi dan kolesterol berlanjut menjadi sesak napas dan nyeri di dada, berkelanjutan dengan serangan jantung atau penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, untuk menjaga agar tidak terkena penyakit yang tidak diinginkan, pentingnya untuk menjaga asupan gizi yang seimbang agar tidak sampai terkena obesitas dan menyebabkan lanjutan penyakit yang tidak diinginkan. Dengan asupan gizi seimbang, pembakaran kalori yang cukup, akan tetap membuat kita terjaga dari berbagai serangan penyakit yang membahayakan diri kita.


Referensi:

Damorpolii, W., Maluyu, N., & Masi, G. (2013). Hubungan Konsumsi Fastfood Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak SD Di Kota Manado. Keperawatan volume 1, 2.

Fakhrurazi, H. (2014, Oktober 18). Ministry Of Health Malaysia. Retrieved from http://www.myhealth.gov.my/index.php/en/nutrition/general/lebuh-raya-arteri-peranan-asid-lemak-trans

Hatta, M. (2011, Agustus 1). Retrieved from repository.unhas.ac.id: http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/839/PENYAKIT%20PERIODONTAL%20DAN%20HUBUNGANNYA%20DENGAN%20ATEROSKLEROSIS.pdf

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (n.d.). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Retrieved from www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infod

Levanita, S. (2011). Retrieved from repository.usu.ac.id: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26067/4/Chapter%20II.pdf

Maulana, F. (2015, Januari 24). Retrieved from actual.com: http://www.aktual.com/cegah-kolesterol-hindari-makanan-berbahaya-ini/



Komentar

Postingan Populer