Isu Penyimpanan Bahan Pangan

Image result for dirty refrigerator
Daging, sayur-sayuran, dan buah-buahan memang merupakan komoditi pangan yang seringkali mudah rusak selama masa penyimpanan yang tidak sesuai. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa terjadinya food waste terjadi pada keluarga menengah ke bawah. Food waste dapat terjadi dikarenakan banyak hal, yang terutama adalah melakukan penyimpanan bahan pangan dengan tidak tepat sehingga masa simpan suatu bahan pangan menjadi semakin singkat. Penyimpanan yang umumnya tidak dilakukan secara tepat oleh keluarga menengah ke bawah adalah karena keterbatasan fasilitas yang dimiliki. Selain itu pengaruh pendidikan dan lingkungan juga membuat banyak persepsi-persepsi baru di berbagai keluarga, seperti “suami saya tidak menginginkan makanan dari merk yang biasa, ia percaya bahwa semakin mahal maka kualitas akan semakin baik”. Oleh karena persepsi tersebut, banyak bahan pangan yang terbuang sia-sia karena tidak memenuhi standar dalam keluarga.
Peneliti melakukan investigasi kepada 14 wanita dengan rentang umur 30-70 tahun dengan pekerjaan sebagian besar sebagai ibu rumah tangga. Setiap wanita ini telah memiliki keluarga yang terdiri atas 2-7 orang dalam satu rumah, hal ini menjadikan faktor pembelian makanan atau bahan pangan menjadi tentunya lebih banyak dibandingkan dengan keluarga lainnya. Salah satunya adalah keluarga Marianne (57) yang mengatakan bahwa seringkali ia harus menyimpan makanan yang telah masak karena tidak ada yang memakannya. Namun keesokannya ia akan memasak makanan baru dan melupakan makanan sisa kemarin, hal ini akan menyebabkan tingginya tingkat food waste. Kasus yang berbeda adalah kepada pembeli makanan yang menyukai untuk membeli segala sesuatu dalam ukuran yang besar walau tahu tidak dapat menghabiskannya, entah dikarenakan faktor harga yang lebih murah, atau sebab lainnya. Hal ini dapat berujung pada over-preparation­ atau penyediaan makanan yang berlebihan. Penyediaan makanan yang berlebihan akan membuat konsumen seringkali tidak dapat menghabiskan makanan yang tersedia dan tidak melakukan penyimpanan terhadap makanan tersebut.
Di lain sisi, ketidakinginan menyimpan makanan sisa juga menjadi salah satu faktor dalam food waste yang berkembang dalam lingkungan keluarga menengah ke bawah. Penolakan terhadap penyimpanan makanan sisa dikarenakan faktor kesegaran dari makanan tersebut yang dianggap oleh keluarga sudah tidak layak dikonsumsi. Apabila gaya hidup dan perilaku ini terus diturunkan secara turun menurun maka akan menyebabkan tingkat food waste yang sangat tinggi di masa depan. Dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor yang memengaruhi food waste yang sangat erat dipengaruhi oleh penyimpanan pangan. Faktor-faktor utama nya adalah ketidakmampuan fasilitas dan pengetahuan untuk menyimpan makanan dengan baik, over-preparation makanan untuk keluarga, dan ketidakinginan keluarga untuk menyimpan makanan sisa. Oleh karena itu, pentingnya untuk mengedukasi masyarakat cara memilah makanan secara baik sehingga makanan sisa tidak selalu harus dibuang, melainkan dapat disimpan dengan kualitas yang sama baiknya dan tetap layak untuk dikonsumsi.


Sumber: Porpino, Gustavo, Parente, Juracy, Wansink, Brian. 2015. Food waste paradox: antecedents of food disposal in low income households. International Journal of Consumer Studies (39), 619-629.

Komentar

Postingan Populer